Rabu, 18 September 2013

PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI SEKTOR PUBLIK



PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI
SEKTOR PUBLIK

Tahap setelah operasional anggaran adalah pengukuran kinerja untuk menilai prestasi manajer dan unit organisasi yang dipimpinnya serta menilai akuntabilitas organisasi dan manager. Pengukuran kinerja yang handal (reliable) merupakan salah satu faktor kunci suksenya organisasi.
A.    PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI SEKTOR PUBLIK.
Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan non-finansial.
Sistem pengukuran kinerja dapat dijadikan sebagai alat pengendalian organisasi, karena pengukuran kinerja diperkuat dengan menetapkan reward and punishment system.
Maksud dilakukannya pengukuran kinerja sektor publik :
1.      Membantu memperbaiki kinerja pemerintah.
2.      Pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan.
3.      Mewujudkan pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan.
Kinerja sektor publik bersifat multidimensional, sehingga tidak ada indikator tunggal yang dapat digunakan untuk menunjukkan kinerja secara komprehensif dan sifat output yang dihasilkan lebih banyak bersifat intagible output.
Tujuan Sistem Pengukuran Kinerja secara umum adalah :
a.       Mengkomunikasikan strategi secara lebih baik (top down dan bottom up);
b.      Mengukur kinerja finansial dan non-finansial secara berimbang sehingga dapat ditelusur perkembangan pencapaian strategi;
c.       Mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan bawah serta memotivasi untuk mencapai goal congruence;
d.      Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan kemampuan kolektif yang rasional.
Manfaat Pengukuran Kinerja adalah :
a.       Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja manajemen;
b.      Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan;
c.       Sebagai media monitor, evaluasi, dan koreksi atas pencapaian kinerja;
d.      Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman (reward & punishment) secara obyektif;
e.       Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan;
f.       Mengidentifikasi tingkat kepuasan pelanggan;
g.      Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah;
h.      Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif.

B.     INFORMASI YANG DIGUNAKAN UNTUK PENGUKURAN KINERJA
1.      Informasi Finansial.
Penilaian kinerja finansial dilakukan dengan menganalisisvarians antara
kinerja aktual dengan yang dianggarkan.
Analisis Varians secara garis besar :
a.       Varians Pendapatan (revenue variance)
b.      Varians Pengeluaran/Belanja ( expenditure variance )
-        Varians belanja rutin (recurrent expenditure variance)
-        Varians belanja investasi/modal (capital expenditure variance)
Setelah analisis varians dilanjutkan dengan mengidentifikasi sumber penyebab terjadinya varians tersebut (apa, siapa/bagian mana, kenapa, dan bagaimana). Keterbatasan analisis varians diantaranya adalah kesulitan menetapkan batasan besarnya varians.
2.      Informasi Non Finansial.
Informasi non-finasial dapat menambah keyakinan terhadap kualitas proses pengendalian manajemen. Teknik pengukuran komprehensif yang banyak dikembangkan oleh berbagai organisasi dewasa ini adalah Balanced Scorecard.
Pengukuran dengan metode Balanced Scorecard melibatkan empat aspek, yaitu :
a.       Perspektif finansial (finansial perspective),
b.      Perspektif kepuasan pelanggan (custumer perspective,
c.       Perspektif efisiensi proses internal (internal process efficiency), dan
d.      Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth perspective).
Jenis informasi nonfinasial dapat dinyatakan dalam bentuk variabel kunci (key variable) atau sering dinamakan sebagai key succes factor, key result factor, atau pulse point. Variabel kunci adalah variabel yang mengindikasikan faktor-faktor yang menjadi sebab kesuksesan organisasi.
Karakteristik variabel kunci antara lain :
ü  Menjelaskan faktor pemicu keberhasilan dan kegagalan organisasi;
ü  Sangat volatile dan dapat berubah dengan cepat;
ü  Perubahannya tidak dapat diprediksi;
ü  Jika terjadi perubahan perlu diambil tindakan segera;
ü  Variabel tersebut dapat diukur, baik secara langsung maupun melalui ukuran antara (surrogate)

C.    PERANAN INDIKATOR KINERJA DALAM PENGUKURAN KINERJA.
Pengukuran kinerja dilakukan dengan mengembangkan variabel kunci yang sudah teridentifikasi menjadi indikator kinerja. Indikator kinerja dapat berbentuk faktor keberhasilan utama organisasi dan indikator kunci. Indikator kinerja penting untuk mengetahui apakah aktivitas atau program telah dilakukan secara efisien dan efektif.
Penentuan indikator kinerja perlu dipertimbangkan komponen berikut :
1.      Biaya pelayanan (cost of service);
Indikator biasanya diukur dalam bentuk biaya unit.
2.      Penggunaan (utilization);
Indikator penggunaan membandingkan antara supply of service (pelayanan yang ditawarkan) dengan public demand (permintaan publik)
3.      Kualitas dan Standar pelayanan (quality and standards);
Indikator kualitas dan standar pelayanan merupakan indikator yang paling sulit diukur.
4.      Cakupan pelayanan (coverage);
Indikator cakupan pelayanan perlu dipertimbangkan apabila terdapat kebijakan atau peraturan perundangan yang mensyaratkan untuk memberikan pelayanan dengan tingkat pelayanan minimal yang telah ditetapkan.
5.      Kepuasan (satisfaction).
Indikator kepuasan biasanya diukur melalui metode jajak pendapat secara langsung.

D.    INDIKATOR KINERJA DAN PENGUKURAN VALUE FOR MONEY.
Value for money merupakan inti pengukuran kinerja pada organisasi pemerintah. Permasalahan yang sering dihadapi adalah sulitnya mengukur output, karena output yang dihasilkan tidak selalu berupa output yang berwujud, akan tetapi lebih banyak berupa intagible output.
Istilah “ukuran kinerja“ (mengacu pada penilaian kinerja secara langsung) pada dasarnya berbeda dengan istilah “indikator Kinerja“ (mengacu pada penilaian kinerja secara tidak langsung).
Mekanisme untuk menentukan indikator kinerja sebagai berikut :
*      Sistem perencanaan dan pengendalian
*      Spesifikasi teknis dan standardisasi
*      Kompetensi teknis dan profesionalisme
*      Mekanisme ekonomi dan dan mekanisme pasar
     Mekanisme ekonomi terkait dengan pemberian penghargaan dan hukuman (reward & punishment) yang bersifat finansial, sedangkan mekanisme pasar terkait dengan penggunaan sumber daya yang menjamin terpenuhinya value for money
*      Mekanisme sumber daya manusia
Peran indikator kinerja bagi pemerintah antara lain:
ü  Untuk membantu memperjelas tujuan organisasi;
ü  Untuk mengevaluasi target akhir (final outcome) yang dihasilkan;
ü  Sebagai masukan untuk menentukan skema insentif manajerial;
ü  Memungkinkan bagi pemakai jasa layanan pemerintah untuk melakukan pilihan;
ü  Untuk menunjukkan standar kinerja;
ü  Untuk menunjukkan efektivitas;
ü  Untuk membantu menentukan aktivitas yang memiliki efektivitas biaya yang paling baik untuk mencapai target sasaran; dan
ü  Untuk menunjukkan wilayah, bagian, atau proses yang masih potensial untuk dilakukan penghematan biaya.
Permasalahan teknis yang dihadapi saat pengukuran ekonomi, efisiensi dan efektivitas (value for money) organisasi adalah bagaimana membandingkan input dengan output untuk menghasilkan ukuran efisiensi yang memuaskan jika output yang dihasilkan tidak dapat dinilai dengan harga pasar. Solusi praktis atas masalah tersebut adalah dengan cara membandingkan input finansial (biaya) dengan output nonfinansial, misalnya biaya unit (unit cost statistics).


E.     PENGUKURAN VALUE FOR MONEY.
Kriteria pokok yang mendasari pelaksanaan manajemen publik dewasa ini adalah: ekonomi, efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas publik. Tujuan yang dikehendaki oleh masyarakat mencakup pertanggungjawaban mengenai  pelaksanaan value for money, yaitu: ekonomis (hemat cermat) dalam pengadaan dan alokasi sumber daya, efisien (berdaya guna) dalam penggunaan sumber daya dalam arti penggunaannya diminimalkan dan hasilnya dimaksimalkan (maximizing benefits and minimizing costs), serta efektif (berhasil guna) dalam arti mencapai tujuan dan sasaran.
Value for money merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu: ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.
Ekonomi : pemerolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada harga yang terendah. Ekonomi merupakan perbandingan input dengan input value yang dinyatakan dalam satuan moneter.
Efisiensi : pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau penggunaan input yang rendah untuk mencapai output tertentu. Efisiensi merupakan perbandingan output/input yang dikaitkan dengan standard kinerja atau target yang telah ditetapkan.
Efektivitas : tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Secara sederhana efektivitas merupakan perbandingan outcome dengan output.


F.     PENGEMBANGAN INDIKATOR VALUE FOR MONEY.
Indikator value for money dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
 (1) indikator alokasi biaya (ekonomi dan efisiensi)
 (2) indikator kualitas pelayanan (efektivitas).
 








Gambar Pengukuran Value for Money

Input        merupakan sumber daya yang digunakan untuk pelaksanaan suatu kebijakan, program, dan aktivitas
Output     merupakan hasil yang dicapai dari suatu program, aktivitas, dan kebijakan.
Outcome adalah dampak yang ditimbulkan dari suau aktivitas tertentu.




G.    LANGKAH-LANGKAH PENGUKURAN VALUE FOR MONEY.
Pengukuran Ekonomi
hanya mempertimbangkan masukan yang dipergunakan :
         Apakah biaya organisasi lebih besar dari yang telah dianggarkan oleh organisasi?
         Apakah biaya organisasi lebih besar daripada biaya organisasi lain yang sejenis yang dapat diperbandingkan?
         Apakah organisasi telah menggunakan sumber daya finansialnya secara optimal?
Pengukuran Efisiensi
Efisiensi diukur dengan rasio antara output dengan input. Semakin besar output dibanding input, maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu organisasi.







Efisiensi =
 

Efisiensi
Alokasi

 

Efisiensi
Manajerial


 

 



Perbaikan efisiensi dapat dilakukan dengan cara:
a.       Meningkatkan output pada tingkat input yang sama
b.      Meningkatkan output dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi peningkatan input
c.       Menurunkan input pada tingkatan output yang sama
d.      Menurunkan input dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi penurunan output
Pengukuran Efektivitas
ü  Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya.
ü  Efektivitas tidak menyatakan tentang berapa besar biaya yang telah dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut.
ü  Efektivitas hanya melihat apakah suatu program atau kegiatan telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengukuran Outcome
Outcome adalah dampak suatu program atau kegiatan terhadap masyarakat.


Gambar Elemen-elemen Pengukuran Kinerja VFM



Pengukuran outcome memiliki dua peran,
ü  Peran retrospektif penilaian kinerja masa lalu : menentukan apakah manfaat yang diharapkan (expected benefit) dari suatu program publik telah terwujud
ü  Peran prospektif terkait dengan perencanaan kinerja di masa yang akan datang : memberikan bukti terhadap praktik yang baik (good management). Bukti tersebut dapat menjadi dasar untuk menetapkan target di masa yang akan datang dan mendorong untuk menggunakan praktik yang terbaik.
Estimasi Indikator Kinerja
ü  Kinerja tahun lalu
merupakan benchmark (perbandingan) bagi unit tersebut untuk melihat seberapa besar kinerja yang telah dilakukan
ü  Expert Judgment
menggunakan pengetahuan dan pengalaman dalam mengestimasi indikator kinerja.
ü  Trend
Trend digunakan dalam mengestimasi indikator kinerja karena adanya pengaruh waktu dalam pencapaian kinerja unit kerja.
ü  Regresi

H.    KESIMPULAN.
Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan non finansial. Sistem pengukuran kinerja merupakan salah satu alat pengendalian organisasi karena diperkuat dengan adanya mekanisme reward dan punishment. Pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk membantu memperbaiki kinerja pemerintah, memperbaiki pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan, serta untuk memfasilitasi terwujudnya akuntabilitas publik.
Inti pengukuran kinerja pemerintah adalah pengukuran value for money. Kinerja pemerintah harus diukur dari sisi input, output dan outcome. Tujuan pengukuran value for money yaitu mengukur tingkat keekonomisan dalam alokasi sumber daya, efisiensi dalam penggunaan sumber dayadan hasil yang maksimal, serta efektifitas dalam penggunaan sumber daya.












DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Mardiasmo,MBA,Ak., Akuntansi Sektor Publik. Andi Yogyakarta